Kita tentu sudah sering melihat bermacam kemesraan dari Orang lain di media sosial. Seolah Mereka butuh diakui oleh orang lain dalam dilema percintaan. Namun ada juga yang tampak rahasia saja namun tiba-tiba ada kabar akan menikah. Orang ibarat ini tentu saja juga mempunyai kekerabatan dalam percintaan, namun tidak suka pamer di media sosial.
Sudah sering Kita ketahui, bila sering pamer kemesraan di media sosial, kebanyakan justru mempunyai kekerabatan yang tidak lama. Justru lebih baka pasangan yang jarang memperlihatkan hubungannya dimedia sosial. Seolah kekerabatan tanpa sering pamer yakni kekerabatan yang lebih baik dan menjadikan dampak positif. Memang tidak semua ibarat itu, tapi rata-rata Mereka yang jarang update kemesraan dimedia sosial justru mempunyai kekerabatan yang lebih damai dan berkualitas. Bisa ibarat itu tentu saja bukan tanpa alasan. Ada beberapa alasan yang membuat kekerabatan Mereka lebih baka dibanding mereka yang
suka pamer di media sosial.
1. Benar-benar menjalani dengan perasaan bukan kata Orang
Mereka yang menjalani kekerabatan tanpa pamer, memang benar-benar menjalani kekerabatan dengan perasaan sepenuhnya. Sedangkan yang suka pamer kemesraan, cenderung lebih memikirkan apa kata Orang. Sehingga Mereka yang jarang pamer, dapat lebih baka alasannya yakni ada ketenangan alasannya yakni lebih fokus pada perasaan Mereka masing-masing. Sesuatu yang dilakukan menurut perasaan masing-masing dan tidak terpengaruh oleh kata Orang lain.
2. Tidak akan dimanfaatkan Orang ketiga ketika kekerabatan sedang tidak baik
Orang yang sering pamer kemesraan di media sosial, juga akan terbiasa pamer dilema di media sosial. Keluhan, sindiran, sampai dilema yang dialami, merasa tidak perlu lagi untuk ditutupi. Hal ini tentu saja dapat memancing pihak ketiga untuk mengambil kesempatan tersebut. Tapi bagi Mereka yang tidak suka pamer, tentu tidak akan mengalaminya.
3. Memperkecil kemungkinan munculnya tindakan dari Orang iri
Kemesraan yang sering dilihat banyak Orang, dapat memancing rasa iri dari pihak tertentu. Bagi yang tidak suka dan merasa dapat melaksanakan tindakan, tentu akan berusaha merusak kekerabatan yang ada dengan cara masing-masing. Tapi bagi yang tidak pernah memamerkannya, kemungkinan munculnya Orang iri sangat kecil.
4. Tidak merasa gengsi untuk baik kembali sehabis membuat pernyataan ketika ada dilema besar
Ketika ada masalah, Orang yang suka pamer kemesraan juga tidak sungkan untuk pamer dilema juga. Hal ini dapat memicu pernyataan yang balasannya diketahui banyak Orang. Misalnya saja "Sudah muak sama Kamu, Aku gak mau kembali sama Kamu". Dan sehabis itu, tentu perasaan gengsi akan lebih besar bila ada cita-cita untuk kembali memperbaiki hubungan. Perasaan pada pasangan akan kalah dengan ketakutan terhadap kesan jelek dari Orang-orang dimedia sosial. "Katanya sudah muak, kok mesra lagi"
5. Minim provokasi dari sahabat sekitar
Provokasi dari sahabat sekitar itu dapat saja terjadi bila Mereka tahu sepak terjang terhadap kekerabatan yang ada. Tidak selalu alasannya yakni mempunyai niat buruk, kadang kepedulian sahabat yang hiperbola dapat membuat provokasi bagi yang menjalani kekerabatan itu sendiri. Pikiran dapat terpengaruh sampai mengambil keputusan menurut aliran yang berhasil tertanam dari pikiran teman, bukan menurut perasaan sendiri.
6. Mencegah sahabat curhat yang memanfaatkan kesempatan
Ketika sering pamer kemesraan, cenderung salah satu pihak kedatangan sosok yang bersedia menampung curhatan. Ketika terbiasa curhat sama orang lain, tentu semua dapat diketahui. Padahal sosok sahabat curhat biasanya Mereka yang mempunyai potensi untuk mengambil keuntungan. Hingga balasannya memperlihatkan efek jelek yang dapat mengganggu hubungan. Karena kekerabatan yang tidak baik, dapat membuat laba bagi sahabat curhat tersebut.
7. Tercegah dari cita-cita untuk memperlihatkan kesan sebagai pasangan terbaik
Keinginan untuk tampak sebagai pasangan terbaik itu dapat saja muncul. Sehingga sesuatu harus benar-benar dipaksakan untuk memperlihatkan kesan sebagai pasangan terbaik. Sehingga apapun yang ingin ditunjukkan sering sekali tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Sehingga fokus akan berubah, dari yang seharusnya memikirkan kekerabatan justru memikirkan kesan orang lain di media sosial.
8. Pihak ketiga tidak akan menemukan celah untuk berusaha merusak kekerabatan yang ada
Kalau saja ada pihak ketiga yang ingin masuk, kalau yang jarang pamer tentu tidak dapat diketahui kondisi kekerabatan yang sebenarnya. Sehingga pihak ketika benar-benar lebih merasa kesulitan untuk memasukinya. Berbeda bila sering pamer, pihak ketiga akan lebih tahu kapan ketika yang tepat untuk memasukinya.
9. Tidak adanya tuntutan sosial untuk selalu memperlihatkan kemesraan
Sering memperlihatkan kemesraan perlahan akan menjadi sebuah tuntutan sosial. Jarang update takut dianggap bermasalah, putus, atau lain sebagainya. Sehingga apapun kondisinya, merasa harus sering-sering menunjukkannya. Kalau pasangan sibuk, ini dapat menjadi pemicu terjadinya pertengkaran.
10. Tidak adanya cita-cita untuk memperlihatkan ibarat yang ditunjukkan Orang lain
Bagi yang sering pamer kemesraan dimedia sosial, tentu ada kesempatan melihat apa yang dilakukan Orang lain. Sehingga cita-cita untuk melaksanakan hal yang sama bahkan lebih, sering sekali terjadi. Ini dapat memunculkan banyak keinginan. Jika tidak terlaksana, kekecewaan dengan pasangan akan muncul. Hingga dapat merasa bahwa kekerabatan yang ada kurang begitu sempurna. Bagi yang tidak suka pamer, tentu tidak mengalami hal itu.
0 Response to "10 Alasan Jarang Pamer Kemesraan Dimedsos Bikin Hubungan Lebih Awet"
Post a Comment