Kisah Konkret Mati Suri Di Kampung Saya
Kejadian mati suri merupakan satu dari sekian banyaknya insiden yng sampai-sampai sekarang masih belum terungkap oleh ilmu pengetahuan. Bukan cuma di dalam negeri, insiden ini rupanya terealisasi pula di luar negeri. Tidak tidak banyak orang yng mengalami insiden langka ini. Anak-anak, orang dewasa, tua, muda, perempuan ataupun pria, semuanya bisa mengalami mati suri, tentunya atas kehendak serta izin Alloh. Nah, pada peluang di artikel ini tim blog kisah asal permintaan akan memperlihatkan satu kisah aktual mati suri yng pernah dialami oleh tetangga penulis. Seorang kakek bau tanah yng sekarang hidup kembali serta melakoni harinya semisal biasa. Silakan disimak bagi atau bisa juga dikatakan untuk pelajaran bagi atau bisa juga dikatakan untuk kita seluruh.
Pagi itu, semisal pagi yng biasa bagi mbah Ngadio. Sesudah berdiri tidur serta minum kopi, ia mandi bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyegarkan kembali tubuhnya yng telah renta itu. Ia sekarang memanglah tengah menikmati masa pensiun setelah usia mudanya dihabiskan menjadi seorang guru sekolah dasar di kampung saya.
Mbah Ngadio hidup di rumah kecil bersama anak perempuannya yng masih gadis. Ragil dari 8 bersaudara itu memanglah ditugasi bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengurusi bapaknya, sementara kakak-kakaknya bekerja mencari nafkah di Magelang.
Selepas ba’da dzuhur, tidak diduga sebelumnya, Mbah Ngadio mendadak didapati telah tak bernafas lagi. Di ruang tengah daerah ia biasa menghabiskan waktu sehari-hari, ia diketahui telah meninggal dunia. Mbak Minah, anak gadisnya itulah yng menemukannya.
Singkat cerita, rumah Mbah Ngadio sudah ramai dikunjungi para pelayat. Mbah Ngadio memanglah orang yng ramah serta supel. Seluruh orang menyukainya. Ia pula dikenal Amat murah hati serta Suka menolong orang yng kesusahan. Seluruh orang terasa kehilangannya, menyebabkan masuk akal andai isak tangis menyertai prosesi pemandian jenazahnya.
Seluruh orang yng hadir melayat mbah ngadio tidak pernah menerka sebelumnya andai pada hari itu, orang-orang akan menjadi saksi kebesaran Alloh. Menjadi saksi dari kisah aktual mati suri yng tidak seluruh orang bisa mengalaminya.
Jenazah Mbah Ngadio usai dikafani serta disholat. Anak-anaknya dari kota pun telah kumpul seluruh. Kini datang saatnya bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengantarkan dia ke rumah terakhirnya. Liang kubur yng sunyi serta gelap.
Iring-iringan pelayat yng tidak henti mengumandangkan tahlil mengantar kepergian Mbah Ngadio. Perjalanan dari rumah sedih ke areal pemakaman sekitar 20 menit. Pemanggul mayat berganti-gantian. Sawuran beras serta uang logam pula terus berulang, semisal layaknya prosesi pemakaman pada biasanya.
Mendadak, pelayat terhenyak. Dari dalam keranda terdengar bunyi batuk serta kain epilog keranda itu semisal ada yng menarik dari dalam. Mbah Ngadio berdiri serta hidup kembali. Seluruh orang terhenyak lari tunggang langgang ketakutan melihat mayat hidup di atas keranda.
“Aa....a.a.....aaaa..a!”
Jenazah Mbah Ngadio terbangun. Seluruh pelayat berhamburan. Kabur ketakutan karena melihat mayat hidup di dalam keranda. Mayat Mbah Ngadio hidup kembali. Ya... Hidup kembali.
Pak Ustadz desa yng ada di barisan depan pun tercengang. Ditanyanya mbah ngadio yng masih mengenakan busana pocong itu yang dengannya penuh kegaguan.
“Assalammualaikum Mbah?” tanya Pak Ustadz.
“Wa alaikumsalam pak Ustadz. Kenapa saya ada disini dan memakai pakaian semacam ini?” jawab Mbah Ngadio yang dengannya rasa heran yng terang tergambar dari raut wajahnya.
“Siapa namamu?” sergah pak Ustadz ingin memastikan bergotong-royong yng berbicara itu benar-benar Mbah Ngadio, bukan jin ataupun sebangsanya.
“Pak Ustadz, ini Si Mbah, Mbah Ngadio. Kenapa bertanya begitu?” jawab Mbah Ngadio.
“Subhanalloh!! Saudara-saudara, inilah bukti kekuasaan Alloh. Kita telah menyaksikan fenomena yang luar biasa. Mbah Ngadio telah mengalami mati suri.” Pak Ustadz melantangkan suaranya.
Seketika itu, para pelayat yng tadi lari terbirit-birit kembali berkumpul ke bersahabat keranda, menyaksikan Mbah Ngadio yng mengalami kisah aktual mati suri. Seluruh orang berdecak kagum seraya mengucap tasbih. Subhanalloh. Sungguh Engkau Maha Kuasa Ya Rabb.
Mbah Ngadio lantas kembali ke rumah dibonceng motor. Sementara itu, para pelayat yng masih penasaran, menyusulnya kembali ke rumah duka. Orang-orang ingin mengetahui apa yng dialami oleh Mbah Ngadio selama 4 jam yang terakhir mengalami mati suri.
Mbah Ngadio melepaskan 3 lapis kain kafan ditubuhnya serta kembali mengenakan pakaiannya semisal biasa. Orang-orang berkumpul serta masa itu pula mbah ngadio bercerita apa yng dia alami.
“Mbah tadi tidur dan bermimpi. Dalam mimpi itu, mbah bertemu dengan seorang laki-laki tinggi besar. Ia mengaku berjulukan Rozaq. Ia mengajak simbah ke Makkah untuk melaksanakan sholat Dzuhur bersama. Kemudian mbah diajak ke sebuah lembah di padang pasir yang luas oleh dia. Mbah resah dan laki-laki tadi juga tampak kebingungan. Tiba-tiba mbah disuruh pulang lagi, katanya ini masih belum waktunya. Mbah sempat heran dengan kata-kata yang dia ucapkan, sebelum balasannya mbah terbangun dan sudah ada di dalam keranda.” Papar Mbah Ngadio sambil terbata-bata.
“Ini ialah fenomena mati suri Mbah. Mbah telah mengalami sebuah fenomena yang tidak semua orang bisa mengalaminya. Kemungkinan, laki-laki yang mengajak simbah tadi ialah malaikat maut mbah. Saya kira Alloh masih memberi kesempatan untuk Simbah melaksanakan sesuatu yang diingin simbah di dunia ini.” Seru pak ustadz.
“Entahlah, yang jelas, mbah merasa ini hanya mimpi. Mbah tadi menyerupai hanya tidur dan tak tahu kalau jantung simbah sudah tidak berdetak lagi menyerupai gejala simpulan hidup yang diceritakan oleh orang-orang. Mbah memang selalu berdoa semoga diberi kesempatan untuk sanggup menyaksikan ijab kabul Si Minah setiap habis sholat tahajud dan sholat fardlu. Mbah merasa bahagia sekali, Alloh telah mengabulkan doa simbah.” Tutur Mbah Ngadio seraya menitikan air mata.
Para pelayat hening, tertunduk, serta terasa aib atas apa yng dialami Mbah Ngadio. Doa seorang laki-laki bau tanah renta itu sudah diijabah oleh-Nya. Orang-orang bubar, serta sejak masa itupun masjid yng umumnya sepi, sampai-sampai ketika ini selalu penuh sesak lebih-lebih masa sholat Maghrib serta Subuh.
Nah, itulah kisah aktual mati suri yng terealisasi di kampung saya. Mbah Ngadio hidup kembali bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengajarkan tidak sedikit hal kepada seluruh masyarakat di kampung saya. Amat menakjubkan. Mudah-mudahan kisah aktual mati suri ini bisa memperlihatkan efek positif bagi kita seluruh, menyebabkan kita bisa mengambil pelajaran yng baik darinya. Mudah-mudahan memperlihatkan manfaat.
Sumber Rujukan Dan Gambar :
Kisah Nyata Mati Suri
Mbah Ngadio, seorang kakek bau tanah berusia 67 tahun tetangga desa saya, tidak pernah membayangkan sebelumnya bagi atau bisa juga dikatakan untuk bisa mengalami sesuatu yng tidak bisa dirasakan seluruh orang. Dia terpilih di antara sekian juta orang bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengalami insiden mati suri dalam hidupnya. Kisah aktual mati suri yng ia alami itu terealisasi sekitar 2 tahun lalu, masa saya masih duduk di kelas 3 SMA.Pagi itu, semisal pagi yng biasa bagi mbah Ngadio. Sesudah berdiri tidur serta minum kopi, ia mandi bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyegarkan kembali tubuhnya yng telah renta itu. Ia sekarang memanglah tengah menikmati masa pensiun setelah usia mudanya dihabiskan menjadi seorang guru sekolah dasar di kampung saya.
Mbah Ngadio hidup di rumah kecil bersama anak perempuannya yng masih gadis. Ragil dari 8 bersaudara itu memanglah ditugasi bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengurusi bapaknya, sementara kakak-kakaknya bekerja mencari nafkah di Magelang.
Selepas ba’da dzuhur, tidak diduga sebelumnya, Mbah Ngadio mendadak didapati telah tak bernafas lagi. Di ruang tengah daerah ia biasa menghabiskan waktu sehari-hari, ia diketahui telah meninggal dunia. Mbak Minah, anak gadisnya itulah yng menemukannya.
Singkat cerita, rumah Mbah Ngadio sudah ramai dikunjungi para pelayat. Mbah Ngadio memanglah orang yng ramah serta supel. Seluruh orang menyukainya. Ia pula dikenal Amat murah hati serta Suka menolong orang yng kesusahan. Seluruh orang terasa kehilangannya, menyebabkan masuk akal andai isak tangis menyertai prosesi pemandian jenazahnya.
Seluruh orang yng hadir melayat mbah ngadio tidak pernah menerka sebelumnya andai pada hari itu, orang-orang akan menjadi saksi kebesaran Alloh. Menjadi saksi dari kisah aktual mati suri yng tidak seluruh orang bisa mengalaminya.
Jenazah Mbah Ngadio usai dikafani serta disholat. Anak-anaknya dari kota pun telah kumpul seluruh. Kini datang saatnya bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengantarkan dia ke rumah terakhirnya. Liang kubur yng sunyi serta gelap.
Iring-iringan pelayat yng tidak henti mengumandangkan tahlil mengantar kepergian Mbah Ngadio. Perjalanan dari rumah sedih ke areal pemakaman sekitar 20 menit. Pemanggul mayat berganti-gantian. Sawuran beras serta uang logam pula terus berulang, semisal layaknya prosesi pemakaman pada biasanya.
Mendadak, pelayat terhenyak. Dari dalam keranda terdengar bunyi batuk serta kain epilog keranda itu semisal ada yng menarik dari dalam. Mbah Ngadio berdiri serta hidup kembali. Seluruh orang terhenyak lari tunggang langgang ketakutan melihat mayat hidup di atas keranda.
“Aa....a.a.....aaaa..a!”
Jenazah Mbah Ngadio terbangun. Seluruh pelayat berhamburan. Kabur ketakutan karena melihat mayat hidup di dalam keranda. Mayat Mbah Ngadio hidup kembali. Ya... Hidup kembali.
Pak Ustadz desa yng ada di barisan depan pun tercengang. Ditanyanya mbah ngadio yng masih mengenakan busana pocong itu yang dengannya penuh kegaguan.
“Assalammualaikum Mbah?” tanya Pak Ustadz.
“Wa alaikumsalam pak Ustadz. Kenapa saya ada disini dan memakai pakaian semacam ini?” jawab Mbah Ngadio yang dengannya rasa heran yng terang tergambar dari raut wajahnya.
“Siapa namamu?” sergah pak Ustadz ingin memastikan bergotong-royong yng berbicara itu benar-benar Mbah Ngadio, bukan jin ataupun sebangsanya.
“Pak Ustadz, ini Si Mbah, Mbah Ngadio. Kenapa bertanya begitu?” jawab Mbah Ngadio.
“Subhanalloh!! Saudara-saudara, inilah bukti kekuasaan Alloh. Kita telah menyaksikan fenomena yang luar biasa. Mbah Ngadio telah mengalami mati suri.” Pak Ustadz melantangkan suaranya.
Seketika itu, para pelayat yng tadi lari terbirit-birit kembali berkumpul ke bersahabat keranda, menyaksikan Mbah Ngadio yng mengalami kisah aktual mati suri. Seluruh orang berdecak kagum seraya mengucap tasbih. Subhanalloh. Sungguh Engkau Maha Kuasa Ya Rabb.
Mbah Ngadio lantas kembali ke rumah dibonceng motor. Sementara itu, para pelayat yng masih penasaran, menyusulnya kembali ke rumah duka. Orang-orang ingin mengetahui apa yng dialami oleh Mbah Ngadio selama 4 jam yang terakhir mengalami mati suri.
Mbah Ngadio melepaskan 3 lapis kain kafan ditubuhnya serta kembali mengenakan pakaiannya semisal biasa. Orang-orang berkumpul serta masa itu pula mbah ngadio bercerita apa yng dia alami.
“Mbah tadi tidur dan bermimpi. Dalam mimpi itu, mbah bertemu dengan seorang laki-laki tinggi besar. Ia mengaku berjulukan Rozaq. Ia mengajak simbah ke Makkah untuk melaksanakan sholat Dzuhur bersama. Kemudian mbah diajak ke sebuah lembah di padang pasir yang luas oleh dia. Mbah resah dan laki-laki tadi juga tampak kebingungan. Tiba-tiba mbah disuruh pulang lagi, katanya ini masih belum waktunya. Mbah sempat heran dengan kata-kata yang dia ucapkan, sebelum balasannya mbah terbangun dan sudah ada di dalam keranda.” Papar Mbah Ngadio sambil terbata-bata.
“Ini ialah fenomena mati suri Mbah. Mbah telah mengalami sebuah fenomena yang tidak semua orang bisa mengalaminya. Kemungkinan, laki-laki yang mengajak simbah tadi ialah malaikat maut mbah. Saya kira Alloh masih memberi kesempatan untuk Simbah melaksanakan sesuatu yang diingin simbah di dunia ini.” Seru pak ustadz.
“Entahlah, yang jelas, mbah merasa ini hanya mimpi. Mbah tadi menyerupai hanya tidur dan tak tahu kalau jantung simbah sudah tidak berdetak lagi menyerupai gejala simpulan hidup yang diceritakan oleh orang-orang. Mbah memang selalu berdoa semoga diberi kesempatan untuk sanggup menyaksikan ijab kabul Si Minah setiap habis sholat tahajud dan sholat fardlu. Mbah merasa bahagia sekali, Alloh telah mengabulkan doa simbah.” Tutur Mbah Ngadio seraya menitikan air mata.
Para pelayat hening, tertunduk, serta terasa aib atas apa yng dialami Mbah Ngadio. Doa seorang laki-laki bau tanah renta itu sudah diijabah oleh-Nya. Orang-orang bubar, serta sejak masa itupun masjid yng umumnya sepi, sampai-sampai ketika ini selalu penuh sesak lebih-lebih masa sholat Maghrib serta Subuh.
Nah, itulah kisah aktual mati suri yng terealisasi di kampung saya. Mbah Ngadio hidup kembali bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengajarkan tidak sedikit hal kepada seluruh masyarakat di kampung saya. Amat menakjubkan. Mudah-mudahan kisah aktual mati suri ini bisa memperlihatkan efek positif bagi kita seluruh, menyebabkan kita bisa mengambil pelajaran yng baik darinya. Mudah-mudahan memperlihatkan manfaat.
Sumber Rujukan Dan Gambar :
0 Response to "Kisah Konkret Mati Suri Di Kampung Saya"
Post a Comment