Apakah Bulan Rajab Baik Untuk Menikah?

Blog Khusus Doa - Alhamdulillah ditahun ini kita sudah memasuki bulan rajab yang yaitu bulan ketujuh dalam kalender hijriyah. Bulan rajab merupakan salah satu bulan yang suci atau bulan yang dimuliakan, sebab pada bulan inilah larangan untuk perbuatan haram ludang kecepeh ditekankan dan sangatlah baik untuk melaksanakan amalan ketaatan. Maka dari itu, di bulan rajab lebih banyak didominasi kaum muslimin pada berlomba-lomba untuk mencari pahala dengan melaksanakan amalan kebaikan ibarat puasa sunah di bulan rajab serta banyak sekali amalan-amalan lainnya ibarat memperbanyak wirid, dzikir dan doa selama bulan rajab.

Banyak sekali keutamaan dan keistimewaan pada bulan ketujuh hijriyah ini. Untuk ludang kecepeh jelasnya, silakan teman-teman bisa pelajari artikel kami yang berjudul "Keistimewaan Bulan Rajab dan Keutamaan Puasa Rajab".

Okey kembali ke topik pembahasan, yaitu Apakah Bulan Rajab Baik Untuk Menikah?
Perlu kita GARIS BAWAHI tolong-menolong tiruana hari itu baik selama tidak ditemukan adanya larangan dalam syariat, jadi mau kapan saja mengadakan pernikahan, resepsi atau hajatan, tiruana tanggal dan hari itu baik. Kecuali memang ada pendapatnya, Dalam Hukum Islam, kita tidak boleh keras untuk menghukumi tanggal atau hari sial. Kabar baiknya, tidak ada satu pendapat yang dijumpai ihwal tanggal atau hari sial yang memang perlu dijauhi untuk mengadakan suatu program sakral atau resepsi lainnya. Banyak orang menentukan hari atau tanggal tertentu sebab menganggapnya paling baik, sedangkan ada hari dan tanggal yang mereka anggap sebagai hari sial, hal ini sebaiknya dijauhi. Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah bahwa hal menganggap suatu hari yaitu hari atau tanggal sial maka itu disebut sebagai sebuah kesyirikan.

Satu teladan yang bisa diambil ihwal thiyaroh yang syirik yaitu keyakinan sial akan bulan suro atau Muharam oleh sebagian masyarakat. Banyak yang akan menjauhi bulan suro ketika mencari hari baik untuk berumah tangga. Mereka berpantang untuk mengadakan resepsi dalam bentuk apapun sebab ada pendapat bulan suro bisa mendatangkan celaka yang padahal berdasarkan Rasulullah SAW yaitu sebuah hal syirik. Rasulullah SAW bersabda,

الطِّيَرَةُ شِرْكٌ، الطِّيَرَةُ شِرْكٌ، ثَلَاثًا

Artinya :
“Thiyarah itu syirik…, Thiyarah itu syirik…, (diulang 3 kali)” (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah, dan yang lainnya. Syuaib Al-Arnauth mengatakan, Sanadnya shahih).

Namun untuk duduk kasus bulan baik yang bisa diperberat sebelahkan knorma dan sopan santun akan berumah tangga berdasarkan Islam yaitu bulan Syawal. Selain bulan Syawal, Hari Baik Untuk Menikah Menurut Islam yaitu pada bulan Ramadhan. Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa Rasulullah dan istrinya berumah tangga sempurna di bulan Syawal dan di bulan yang sama jugalah mereka memasuki nikah. Disunnahkan juga oleh Sayyidah ‘Aissyah bahwa bulan syawal merupakan bulan baik untuk pernikahan, sedangkan Rasulullah sendiri menyatakan bahwa bulan Ramadhan hari baik untuk berumah tangga berdasarkan Islam.

Hal ini sebagaimana yang dikisahkan oleh Aisyah RA;

تزوجني رسول الله صلى الله عليه و سلم في شوال وبنى بي في شوال فأي نساء رسول الله صلى الله عليه و سلم كان أحظى عنده منى ؟ قال وكانت عائشة تستحب أن تدخل نساءها في شوال

Artinya :
“Rasulullah SAW berumah tanggaiku pada bulan Syawal dan mengadakan malam pertama dengan saya di bulan Syawal. Manakah istri ia yang ludang kecepeh mendapat perhatian selain aku?” Salah seorang perawi mengatakan, “Aisyah menyukai jikalau suami melaksanakan malam pertama di bulan Syawal.” (HR. Muslim, An-Nasa’i, dan yang lain)

Tidak ada salahnya untuk senantiasa bersikap optimis sebab intinya tanggal kapanpun itu dianggap baik. Daripada menebak-nebak apalagi tiba ke peramal, bertawakkal-lah kepada Allah SWT dan meminta pemberian serta berkah semoga ijab kabul dilancarkan dan keluarga tenang dan sejahtera. Meski banyak pro dan kontra ihwal hari baik pernikahan, untuk ludang kecepeh kondusif dan jelasnya lihat pribadi pada hadits dalam menentukan hari baik untuk berumah tangga.

Dan tidak disarankan untuk meyakini hal-hal yang berbau ramalan sebab takdir dan nasib seseorang tidak ada hubungannya sama sekali dengan bulan jodoh, tanggal nikah, weton dan lain-lainnya. Rasulullah SAW sendiri sudah bersabda bahwa siapa yang tiba ke peramal dan menanyakan hal-hal yang bekerjasama ihwal masa depan, nasib dan sebagainya, sholat orang tersebut selama 40 hari tidak akan diterima.

Nabi Muhammad SAW bersabda,

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ، لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً

Artinya :
“Barang Siapa yang mendatangi peramal, lalu bertanya ihwal sesuatu hal, maka shalatnya tidak akan diterima selama 40 hari.” (HR. Ahmad, Muslim)

Share this post