Benarkan Bulan Shafar Yakni Bulan Sial? Inilah Jawabannya!
Blog Khusus Doa - Bulan safar 2016 jatuh pada bulan Oktober 2016 Tahun Masehi. Banyak mitos miring yang beredar dikalangan masyarakat kita perihal bulan safar, contohnya mitos ijab kabul di bulan safar yaitu "keluarga kedua mempelai banyak hutang, pengantin gres akan menderita dala berumagh tangga, sekalipun telah berusaha seterbaik mungkin, tetapi hasilnya nihil".
Selain mitos pernikahan, beberapa masyarakat hingga sekarang ada yang menghindari hari Sabtu dan Ahad pada bulan Safar untuk melaksanakan acara apa pun, lantaran dianggap angker. Sementara tanggal yang harus dihindari ialah tanggal 1, 10 dan 20 Safar. Hari Senin dan Selasa pada bulan Safar juga dianggap hari buruk, dihindari untuk program tertentu.
Benarkah bulan safar merupakan bulan sial/banyak keburukan? Untuk ludang keringh jelasnya, diberikut kami paparkan beberapa insiden penting di bulan safar yang mungkin belum kalian ketahui dan patut untuk diketahui. Bulan safar ialah bulan kedua sehabis Muharam dalam kalendar Islam (Hijriyah) yang menurut tahun Qamariyah (estimasi bulan mengelilingi bumi). Safar artinya kosong atau nol. Dinamakan Safar lantaran dalam bulan ini orang-orang Arab dulu sering meninggalkan rumah untuk menyerang musuh.
Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah Saw bersabda, “Tidak ada penyakit menular (yang berlaku tanpa izin Allah), tidak ada jelek sangka pada sesuatu kejadian, tidak ada malang pada burung hantu, dan tidak ada bala (musibah) pada bulan Safar (seperti yang dipercayai).”
Rasulullah SAW juga bersabda:
Dalam sejarah Islam, bulan shafar menempatkan peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan perkembangan Islam dari zaman Rasulullah hingga kejayaan dan keruntuhunnya. Berikut ialah beberapa insiden penting di bulan Safar, menyerupai dilansir dari laman Islampos.com.
Dari beberapa uraian peristiwa-peristiwa penting di bulan safar tersebut, memang banyak terjadi insiden peperangan namun bukan berarti bulan ini jelek dan sial. Karena menyerupai yang sudah kami uraikan diatas bahwa dinamakan bulan Safar lantaran dalam bulan ini orang-orang Arab dulu sering meninggalkan rumah untuk menyerang musuh. Namun disisi lain, Rasulullah SAW berkeluarga dengan Khadijah binti Khuwailid sempurna di bulan shafar. Jadi, untuk perkiraan atau mitos bulan safar ialah bulan sial itu tergantung dari kepercayaan dan keyakinan kita masing-masing. Wallahu A'lam...
Selain mitos pernikahan, beberapa masyarakat hingga sekarang ada yang menghindari hari Sabtu dan Ahad pada bulan Safar untuk melaksanakan acara apa pun, lantaran dianggap angker. Sementara tanggal yang harus dihindari ialah tanggal 1, 10 dan 20 Safar. Hari Senin dan Selasa pada bulan Safar juga dianggap hari buruk, dihindari untuk program tertentu.
Benarkah bulan safar merupakan bulan sial/banyak keburukan? Untuk ludang keringh jelasnya, diberikut kami paparkan beberapa insiden penting di bulan safar yang mungkin belum kalian ketahui dan patut untuk diketahui. Bulan safar ialah bulan kedua sehabis Muharam dalam kalendar Islam (Hijriyah) yang menurut tahun Qamariyah (estimasi bulan mengelilingi bumi). Safar artinya kosong atau nol. Dinamakan Safar lantaran dalam bulan ini orang-orang Arab dulu sering meninggalkan rumah untuk menyerang musuh.
Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah Saw bersabda, “Tidak ada penyakit menular (yang berlaku tanpa izin Allah), tidak ada jelek sangka pada sesuatu kejadian, tidak ada malang pada burung hantu, dan tidak ada bala (musibah) pada bulan Safar (seperti yang dipercayai).”
Rasulullah SAW juga bersabda:
“Tidak ada wabah dan tidak ada keburukan hewan terbang dan tiada kesialan bulan Safar dan larilah (jauhkan diri) daripada penyakit kusta sebagaimana kau melarikan diri dari sebuntut singa” (HR. Bukhari)
Dalam sejarah Islam, bulan shafar menempatkan peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan perkembangan Islam dari zaman Rasulullah hingga kejayaan dan keruntuhunnya. Berikut ialah beberapa insiden penting di bulan Safar, menyerupai dilansir dari laman Islampos.com.
- Pernikahan Rasulullah saw dengan Khadijah binti Khuwailid
Menurut beberapa sumber Rasulullah saw berkeluargai khadijah rha pada bulan Shafar. Menurut Sirah Nabawiyah yang ditulis oleh Syeikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri Rasulullah muda berkeluargai khadijah atas prakarsa Nafisah binti Munabbih. Mahar yang didiberikan Rasulullah saw berupa unta 20 buntut dengan jarak usia ludang keringh bau tanah khadijah 15 tahun. - Peristiwa Perang Al-Abwa
Dalam Zaadul Maad Peristiwa ini terjadi pada bulan Shafar tahun ke 12 Hijrah. Perang Al Abwa disebut pula dengan Perang Waddaan. Pembawa panji perang ketika itu Hamzah bin Abdul Muthalib. Kadab itu panji yang dibawa berwarna putih. Kepemimpinan kota Madinah sementara waktu diserahkan kepada Saad bin Ubadah. Perang ini Dilakukan khusus untuk menyergap kafilah Quraisy namun tidak membuahkan hasil.
Pada insiden ini Nabi berpesan kepada Makhsyi bin Amr adh-Dhamari, yang merupakan pemimpin Bani Dhamrah kala itu, untuk tidak saling berperang dan tidak membantu lawan. Perjanjian dibentuk tertulis. Itu berlangsung selama lima belas malam. - Tragedi Ar Raji’
Pada tahun 3 H bulan Shafar datanglah kepada Nabi saw kaum dari Bani ‘Adhal dan al-Qaaroh dan menyatakan bahwa mereka masuk Islam. Dalam Zaadul Maad dikisahkan Kedua kabilah itu meminta dikirim orang-orang yang sanggup mengajarkan mereka perihal Islam dan membacakan kepada mereka al-Quran. Nabi saw mengutus kepada mereka enam orang. -Ibnu Ishaq dan al-Bukhari menyebutkan: sepuluh orang.- yang dipimpin oleh Mursyid bin Abi Mursyid al-Ghanawi, yang salah satunya Khabib bin Adi. Namun, kadab rombongan hingga pada suatu tempat berjulukan Ar Raji’ dua kabilah tersebut berkhianat. Para utusan Islam dibantai dengan dibantu oleh kabilah Hudzail dan menawan Khabib bin Adi dan Zaid bin ad-Datsiah. Kemudian keduanya dijual di Mekkah. Mereka berdualah yang nantinya membunuh tetua kabilah Hudzail pada perang Badar. - Tragedi Bi’ir Ma’unah
Peristiwa Bi’ir Ma’unah terjadi pada bulan Shafar tahun 4 H selang beberapa ketika sehabis bencana Ar Raji’. Diceritakan dalam Hayat Muhammad karya M Husain Haikal pada waktu itu Rasulullah saw memberikan keIslaman kepada Abu Bara’ Amr bin Malik. Namun Abu Bara’menolak dengan halus. Kemudian ia memberikan kepada Rasulullah saw semoga mengutus sahabatnya ke Najd untuk mengajak kaum Najd memeluk Islam. Atas jaminan dari Abu Bara’ Rasulullah saw lalu mengutus Al Mundhir bin Amr dari Bani Sa’idah beserta 40 sobat pilihan menuju Najd.
Kadab hingga di Bi’ir Ma’unah Para utusan berhenti dan mengutus Haram bin Milhan membawa dari Rasulullah kepada Amir bin Thufail. Namun surat itu tidak dibaca Amr, bahkan Amr membunuh Haram bin Milhan. Kemudian Amir bin Thufail meminta pertolongan kabilah Bani Amir yang alhasil ditolaknya lantaran ada jaminan proteksi (suaka) dari Abu Bara’. Amir Bin Thufail lalu mengajak kabilah Bani Sulaim dan menerima sambutan. Pecahlah pertempuran antara Amir dan sekutunya dengan utusan Rasululah, alhasil tiruana utusan terbunuh kecuali Ka’ab bin Zaid bin an-Najjar walaupun terluka dan bergelimpangan bersama jasad-jasad lain. Dia hidup hingga gugur pada insiden perang Khandak.
Pada pertempuran ini terbunuh pula ketua utusan Mundzir bin Uqbah bin Aamir sedangkan Amr bin Amiah adh-Dhamari ditawan. Kadab tahu bahwa Amr dari kabilah Mudhar, Aamir memotong rambut dahinya (jambulnya) dan membebaskannya dengan jaminan yang ada pada Amiah.
Amr bin Amiahpun kembali ke Madinah. Kadab hingga di Qorqorah di Sodr Qonaah (nama tempat) dia berteduh di sebuah pohon. Pada ketika yang sama datanglah dua orang dari Bani Kilaab turut berteduh bersamanya. Mabadunga kedua orang dari bani Kilaab tertidur, Amr membunuh keduanya. Amr merasa sedikit telah membalaskan apa yang telah dilakukan terhadap para sahabatnya. Tetapi ayalnya, ternyata kedua orang yang dibunuh itu telah mempunyai perjanjian dengan Rasulullah saw, dan dia tidak menyadarinya. Kadab hingga di Madinah Amr mengabarkan apa yang terjadi kepada Rasulullah saw dan apa yang dia lakukan terhadap dua orang dari Bani Kilaab. (Mendengar itu) Nabi pun bekata;
Ù„َÙ‚َدْ Ù‚َتَÙ„ْت Ù‚َتِيلَÙŠْÙ†ِ Ù„َØ£ُودِÙŠَÙ†َّÙ‡ُÙ…َا
Artinya :
“Sungguh engkau telah membunuh dua orang yang harus saya bayar diah (denda) pembunuhan keduanya”. - Kemengan Perang Khaibar
Menurut Ibnu Qayim Al Jauziyah dalam Zaadul Maad Sesungguhnya keluarnya Rasulullah r ke Khaibar ialah di final bulan Muharram, bukan permulaannya. Fath (kemenangannya) ialah di bulan Shafar.
Perang Khaibar merupakan peperangan kaum muslimin dengan Yahudi di Khaibar lantaran bersekutu denga Raja Hiraklius. Kaum Muslimin menaklukkan sebuag benteng yang berlapis dengan membutuhkan waktu berhari-hari untuk mengepung dan menembus masuk ke bentng tersebut. - Peristiwa Pengepungan di Khats’am
Peristiwan ini jatuh pada bulan Shafar tahun 9 H. Ibnu Mas’ud berkata, “Mereka menceritakan:
Rasulullah saw mengutus Qutbah bin Aamir dengan dua puluh orang ke daerah dari wilayah Khast’am pinggiran Tabbaalah. Nabi memerintahkannya untuk mengepung tempat itu. Merekapun keluar dengan berbekal sepuluh onta. Mereka manawan seorang lelaki dan menginterogasinya. Tetapi bahasa orang itu tidak sanggup dimengerti dan dia berteriak-teriak. Karena membahayakan merekapun memenggal lehernya. Kadab penduduk al-Hadiroh telah tertidur lelap, pengepunganpun dilakukan, sehingga terjadilah pertempuran yang sengit, banyak yang terluka dari kedua belah pihak. Qutbah bin Aamir memerangi siapa saja yang melawan. Ternak, perempuan dan apapun yang sanggup dibawa digiring ke Madinah. Dikisahkan bahwa lawan berkumpul untuk menyusul dan mengikuti jejak mereka, tetapi Allah swt mengirim banjir bandang yang mencegat mereka untuk sanggup hingga kepada para sobat dan apa yang mereka bawa. Kaum itu hanya sanggup menatap hingga rombongan menghilang dari pandangan mereka, tidak sanggup menyeberang (Zaadul Maad). - Masuk Islamnya Bani Udzrah
Bani Udzrah ialah salah satu bani yang mempunyai garis keturunan hingga kepada Qushai salah satu kakek Rasulullah saw. Pada waktu itu tiba kepada Rasulullah utusan dari Udzroh pada bulan Shafar, tahun kesembilan sebanyak dua belas orang. Di antaranya Jumroh bin an-Nu’maan. Mereka menyatakan diri memeluk Islam. Rasulullah saw lalu menceritakan kepada mereka akan datangnya kemenangan atas Syam dan diperanginya Hiraklius hingga final imperiumnya. - Pengangkatan Usamah Bin Zaid
Pada bulan safar Rasulullah mempersiapkan kaum muslimin untuk berperang. Pasukan kaum muslimin yang berjumlah 3000 ribu dan didalamnya terdapat banyak sahabat. Rasulullah memerintahkan untuk berangkat ke tanah al-Balqa yang berada di Syam, persisnya tempat gugur (syahidnya) Zaid bin Haritsah. Keesokan hari, 29 Safar tahun 11 H atau 24 Mei 632 Rasululllah memanggil Usamah bin Zaid supaya menghadap beliau. Setelah Usamah menghadap, Nabi mengangkatnya menjadi panglima perang untuk memimpin pasukan yang akan diberangkatkan itu.
Nabi bersabda, “Pergilah kau ke tempat terbunuhnya bapakmu, injaklah mereka dengan kuda. Aku menyerahkan pimpinan ini kepadamu, maka perangilah penduduk Ubna pada pagi hari dan bakarlah (hancur binasakanlah) mereka. Cepatlah kau berangkat, sebelum diberita ini terdengar oleh mereka. Jika Allah memdiberi kemenangan kepadamu atas mereka, janganlah kau berlama-lama bersama mereka. Bawalah bersamamu petunjuk-petunjuk jalan dan lampaukanlah mata-matamu.”
Usamah Bin Zaid ialah sobat Rasulullah saw yang masih belia usianya. Dikatakan belia lantaran usia Usamah kadab diangkat menjadi panglima perang belum mencapai 20 tahun. Usamah diangkat menjadi panglima perang sudah dalam kondisi berkeluarga dan siap perang. - Penaklukan Persia
Peristiwa ini terjadi pada masa kekhalifahan Umar bin Khatab pada tanggal 14 Safar 16 H atau 17 Maret 637 M. Kaum muslimin dibawah pimpinan Saad bin Abi Waqash memperoleh kemenangan atas Persia. Sebelumnya kaum muslimin berperang ahli di qadisiyah (masuk negara Irak) serta menduduki istananya. Saad Bin waqash sebelumnya sempat mengalami luka pedang cukup parah akhir pertempuran. Namun pertempuran berhasil dimenangkan kaum muslimin. - Jatuhnya kota Baghdad ke tangan Hulakhu Khan
Kota Baghdad yang pada masa itu menjadi sentra pemerintahan Daulah Bani Abasiyah sungguh kehilangan daya. Pada tanggal 9 safar tahun 565 H/ 14 februari 1258 M, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba di salah satu pintu Baghdad. Khalifah Al-Mu’tashim, penguasa terakhir Bani Abbasiyah di Baghdad betul-betul tidak berdaya dan tidak bisa membendung tentara Hulughu Khan.Tentara tar tar ini membantai serta menghancurkan seluruh isi kota Baghdad termasuk produk Ilmu pengetahuan. Jatuhnya kota Baghdad yang menunjukan runtuhnya Daulah Bani Umayah disebabkan oleh pengkhiantan yang dilakukan oleh al-wazir Umayyiduddien Muhammad bin al-Alqami ar-tafidhi seorang Syiah Rafidhah. - Meninggalnya Pembebas Jerusalem Shalahuddin Al Ayyubi
Pada tanggal 27 Safar 859 atau 15 Februari 1455 Sholahuddin menghembuskan nafas terakhir di damaskus. Para pengurus mayit terkaget-kaget lantaran Sholahuddin tidak mempunyai harta. Ia hanya mempunyai kain kafan dan uang seskor 66 dirham nasirian (mata uang suriah pada waktu itu). Menjelang wafatnya dia memberikan pesan yang luar biasa “Jangan Tumpahkan Darah, Sebab darah yang terpecik tak akan pernah tidur”. Beliau meninggalkan penasihat yang merupakan ulama dikenal yakni Ibnu Qudamah, Ibnu Az-Zaki Asy-Syafi’i, dan Ibnu Naja’ al-Qadiri al Hambali.
Dari beberapa uraian peristiwa-peristiwa penting di bulan safar tersebut, memang banyak terjadi insiden peperangan namun bukan berarti bulan ini jelek dan sial. Karena menyerupai yang sudah kami uraikan diatas bahwa dinamakan bulan Safar lantaran dalam bulan ini orang-orang Arab dulu sering meninggalkan rumah untuk menyerang musuh. Namun disisi lain, Rasulullah SAW berkeluarga dengan Khadijah binti Khuwailid sempurna di bulan shafar. Jadi, untuk perkiraan atau mitos bulan safar ialah bulan sial itu tergantung dari kepercayaan dan keyakinan kita masing-masing. Wallahu A'lam...
0 Response to "Benarkan Bulan Shafar Yakni Bulan Sial? Inilah Jawabannya!"
Post a Comment