Hikmah, Keutamaan Adzan Dan Muadzin

- Adzan merupakan panggilan (seruan) kepada umat muslim untuk segera meninggalkan segala macam aktifitas yang bersifat duniawi untuk segera menghadap Allah SWT yaitu melakukan sholat wajib 5 waktu.

Adzan dikumandangkan 5 kali sehari. Semenjak adzan pertama kali dikumandangkan 14 era kemudian sampai dikala ini, tak sanggup dihitung berapa juta kali adzan telah berkumandang. Dari setiap masjid atau mushola dikumandangkan adzan oleh seorang muazzin. Susul menyusul, saut-menyaut bergantian dari daerah yang satu ke daerah yang lain. Selesai di negeri yang satu, berpindah ke negeri yang lain, berputar terus selama matahari masih terbit dan terbenam.

Jika kita mau menghitung, anggaplah setahun 356 hari. Jika 14 era ialah 1400 tahun, maka 1400 tahun x 356 hari = 511000 hari. Dalam satu hari, adzan 5x dikumandangkan. Sehingga sedikitnya adzan telah dikumandangkan 2.555.000 kali. Jika dalam satu hari ada 1 juta muslim di dunia yang mengumandangkan adzan, jadi adzan telah dikumandangkan sebanyak 2.555.000.000.000 kali. Subhanallah!


Pelajari juga: 6 Fakta Unik Seputar Adzan yang Mengagumkan

Banyak riwayat dari Rasulullah SAW yang menjelaskan perihal keutamaan adzan dan muadzin (orang-orang yang menyerukan adzan), diantaranya ialah sebagai memberikankut ibarat dilansir muslim.or.id (16/11/2011)

إِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلاَةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ، حَتَّى لاَ يَسْمَعَ التَّأْذِيْنَ، فَإِذَا قَضَى النِّدَاءَ أَقْبَلَ حَتَّى إِذَا ثَوَّبَ بِالصَّلاَةِ أَدْبَر
Artinya :
"Apabila diserukan adzan untuk shalat, syaitan pergi berlalu dalam keadaan ia kentut sampai tidak mendengar adzan. Bila muadzin selesai mengumandangkan adzan, ia tiba sampai knorma dan budbahasa diserukan iqamat ia berlalu lagi …" (HR. Bukhari no. 608 dan Muslim no. 1267)

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu juga, ia mengabarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الْأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوْا عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوْا
Artinya :
”Seandainya orang-orang mengetahui besarnya pahala yang didapatkan dalam adzan dan shaf pertama kemudian mereka tidak sanggup memperolehnya kecuali dengan undian pasti mereka rela berundi untuk mendapatkannya…” (HR. Bukhari no. 615 dan Muslim no. 980)

Muawiyah radhiallahu ‘anhu berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
الْمؤَذِّنُوْنَ أَطْوَلُ النَّاسِ أَعْنَاقًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Artinya :
”Para muadzin ialah orang yang paling panjang lehernya pada hari kiamat.” (HR. Muslim no. 850)

Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu mengabarkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
لاَ يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ الْمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلاَ إِنْسٌ وَلاَ شَيْءٌ إِلاَّ شَهِدَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Artinya :
”Tidaklah jin dan insan serta tidak ada sesuatu pun yang mendengar bunyi lantunan adzan dari seorang muadzin melainkan akan menjadi saksi kebaikan bagi si muadzin pada hari kiamat.” (HR. Bukhari no. 609)

Ibnu ’Umar radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُغْفَرُ لِلْمْؤَذِّنِ مُنْتَهَى أََذَانِهِ وَيَسْتَغْفِرُ لَهُ كُلُّ رَطْبٍ وَيَابِسٍ سَمِعَهُ
Artinya :
”Diampuni bagi muadzin pada tamat adzannya. Dan setiap yang berair atau pun yang kering yang mendengar adzannya akan memintakan ampun untuknya.” (HR. Ahmad 2: 136. Syaikh Ahmad Syakir berkata bahwa sanad hadits ini shahih)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan para imam dan muadzin,
اللَّهُمَّ أَرْشِدِ الْأَئِمّةَ وَاغْفِرْ لِلَمْؤَذِّنِيْنَ
Artinya :
Ya Allah memberikankan kelurusan bagi para imam dan ampunilah para muadzin.” (HR. Abu Dawud no. 517 dan At-Tirmidzi no. 207, dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa’ no. 217)

Aisyah radhiallahu ‘anha berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْإِمَامُ ضَامِنٌ وَالْمُؤَذِّنُ مُؤْتَمَنٌ، فَأَرْشَدَ اللهُ الْأَئِمّةَ وَعَفَا عَنِ المْؤَذِّنِيْنَ
Artinya :
“Imam ialah penjamin sedangkan muadzin ialah orang yang diamanahi. Semoga Allah memmemberikankan kelurusan kepada para imam dan memaafkan paramuadzin.” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahih-nya no.1669, dan hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahih At-Targhib wat Tarhib no. 239) (lihat Shahih Fiqih Sunnah, Bab Adzan)

Itulah beberapa hikmah, keutamaan adzan dan muadzin yang sungguh sangat luar biasa. Sebagai orang memberikanman, sudah selayaknya menghormati, mengagungkan, dan memperhatikan azan sebab pada hakikatnya azan merupakan panggilan Allah SWT biar kita segera mendatangi rumah-Nya untuk melakukan ibadah shalat secara berjamaah.

Pelajari juga: Lafadz Mentpendapat Adzan Lengkap

Bagi teman-teman yang ingin mempelajari ludang kecepeh jauh perihal lafadz adzan, doa adzan dan lain-lainnya seputar adzan, silakan bisa dipelajari pada kategori "Adzan dan Iqomah". Terimakasih, Semoga memberi manfaat.

0 Response to "Hikmah, Keutamaan Adzan Dan Muadzin"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel