Kesalahan-Kesalahan Yang Sering Dilakukan Guru
Masih banyak guru yang melaksanakan kesalahan-kesalahan dalam pembelajaran. |
Sekecil apapun kesalahan yang dilakukan guru, khususnya dalam pembelajaran akan berdampak negatif terhadap perkembangan penerima didik. Sebagai insan biasa, tentu saja guru tidak akan terlepas dari kesalahan baik dalam melaksanakan kiprah pokok mengajar.
Guru harus bisa memahami kondisi-kondisi yang memungkinkan dirinya berbuat salah, dan yang paling penting yaitu mengendalikan diri serta menghindari dari kesalahan-kesalahan. Berikut kesalahan yang sering dilakukan guru berdasarkan E. Mulyasa dalam bukunya, Menjadi Guru Profesional:
1. Mengambil Jalan Pintas Dalam Pembelajaran
Tugas guru paling utama yaitu mengajar, dalam pengertian menata lingkungan semoga terjadi acara berguru pada penerima didik. Berbagai perkara membuktikan bahwa diatara para guru banyak yang merasa dirinya sudah sanggup mengajar dengan baik, meskipun tidak sanggup membuktikan alasan yang mendasari perkiraan itu.
Untuk menghindari hal itu, guru hendaknya memandang pembelajaran sebagai suatu sistem, yang kalau salah satu komponennya terganggu, maka akan menggangu seluruh sistem tersebut. Sebagai contoh, guru harus selalu menciptakan dan melihat persiapan setiap mau melaksanakan acara pembelajaran, serta merevisi sesuai dengan kebutuhan penerima didik, dan perkembangan zamannya.
Baca juga: Menerapkan Metode Pembelajaran Sesuai Perkembangan Zaman
Harus selalu diingat mengajar tampa persiapan merupakan jalan pintas, dan tindakan yang berbahaya, yang sanggup merugikan perkembangan penerima didik, dan mengancam kenyamanan guru.
2. Menunggu Peserta Didik Berperilaku Negatif
Dalam pembelajaran di kelas, guru berhadapan dengan sejumlah penerima didik yang semuanya ingin diperhatikan. Peserta didik akan berkembang secara optimal melalui perhatian guru yang positif , sebaliknya perhatian yang negatif akan menghambat perkembangan penerima didik. Mereka bahagia kalau menerima kebanggaan dari guru dan merasa kecewa kalau kurang diperhatikan.
Guru perlu berguru untuk menangkap sikap positif yang ditunjukan oleh para penerima didik, kemudian segera memberi hadiah atas prilaku tersebut dengan kebanggaan dan perhatian. Kedengarannya hal ini sederhana, tetapi memerlukan upaya sungguh-sungguh untuk tetap mencari dan member hadiah atas perilaku-perilaku positif penerima didik, baik secara kelompok maupun individual.
Baca juga: Upaya Memotivasi Belajar Siswa dengan Reward
Menghargai sikap penerima didik yang postif sungguh memmberikan hasil nyata. Sangat efektif kalau kebanggaan guru eksklusif diarahkan kepada sikap khusus dari pada hanya diekspresikan dengan pernyataan positif yang sifatnya sangat umum. Sangat efektif guru berkata “terimakasih kalian telah mengerjakan pekerjaan rumah dengan sungguh-sungguh” daripada “kalian sangat baik hari ini”.
3. Menggunakan Destructive Disclipline
Akhir-akhir ini banyak sikap negatif yang dilakukan oleh para penerima didik. Demikian halnya dengan pembelajaran, guru akan mengahadapi situasi-situasi yang menuntut guru harus melaksanakan tindakan disiplin.
Seringkali guru menawarkan eksekusi kepada penerima didik tanpa melihat latar belakang kesalahan yang diperbuat, tidak jarang guru menawarkan eksekusi diluar batas kewajaran pendidikan, dan banyak guru yang menawarkan eksekusi kepada penerima didik tidak sesuai dengan jenis kesalahan.
Baca juga: Bolehkah Guru Memberi Hukuman Kepada Siswa?
Agar guru tidak melaksanakan kesalahan-kesalahan dalam menegakkan disiplin ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu. Disiplinkan penerima didik saat anda dalam keadaan tenang. Hindari menghina dan mengejek penerima didik dan pilihlah eksekusi yang bisa dilaksanakan secara tepat.
4. Mengabaikan Perbedaan Peserta Didik
Kesalahan berikutnya yang sering dilakukan guru dalam pembelajaran yaitu mengabaikan perbedaan individu penerima didik. Kita semua mengetahui setiap penerima didik mempunyai perbedaan yang sangat fundamental yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran.
Setiap penerima didik mempunyai perbedaan yang unik, mereka mempunyai kekuatan, kelemahan, minat, dan perhatian yang berbeda-beda. Latar belakang keluarga, latar belakang social ekonomi, dan lingkungan, menciptakan penerima didik berbeda dalam aktifitas, kreatifitas, intelegensi, dan kompetensinya.
Baca juga: Setiap Anak Terlahir Unik, Ini Ciri Anak Berbakat
Guru seharusnya sanggup mengidentifikasi perbedaan individual penerima didik, dan menetapkan karakteristik umum yang menjadi ciri kelasnya, dari ciri-ciri individual yang menjadi karakteristik umumlah seharusnya guru memulai pembelajaran. Dalam hal ini, guru juga harus memahami ciri-ciri penerima didik yang harus dikembangkan dan yang harus diarahkan kembali.
5. Merasa Paling Pandai
Kesalahan lain yang sering dilakukan guru yaitu merasa paling pandai dikelas. Kesalahan ini berangkat dari kondisi bahwa pada umumnya para penerima didik di sekolahnya relatif lebih muda dari gurunya, sehingga guru merasa bahwa penerima didik tersebut lebih kurang pandai dibanding dirinya, penerima didik dipandang sebagai gelas yang perlu di isi air ke dalamnya.
Dalam kondisi ibarat kini ini penerima didik sanggup berguru melalui internet dan banyak sekali media massa, yang mungkin guru belum menikmatinya. Dengan demikian penerima didik yang berguru mungkin saja lebih pandai daripada guru.
Baca juga: 13 Kelemahan Guru Dalam Mengajar & Solusinya
Dalam hal ini guru harus menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang senantiasa menyesuaikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya dengan perkembangan yang terjadi dimasyarakat. Jika tidak, maka akan ketinggalan kereta, bahkan disebut guru ortodok.
0 Response to "Kesalahan-Kesalahan Yang Sering Dilakukan Guru"
Post a Comment