Membentuk Tunas Integritas Pada Siswa Sd
Keberhasilan dari penanaman nilai integritas ini sangat dipengaruhi oleh kecenderungan panca indera untuk dipengaruhi dan mempengaruhi. |
Kemudian kita bertanya-tanya, kenapa begitu banyak pejabat yang melaksanakan korupsi? Jawabannya tentu alasannya begitu banyak kesempatan yang ada. Kesempatan untuk melaksanakan korupsi ini tidak diimbangi dengan karakter-karakter baik dari orang-orang yang terlibat atau ada pada lingkungan tersebut. Andai saja pada suatu lingkungan yang di dalamnya terdapat kesempatan korupsi tetapi pejabat yang ada di dalamnya mempunyai integritas yang tinggi, tentu korupsi itu tidak akan terjadi.
Bisakah kita merubah huruf dari pejabat-pejabat yang telah melaksanakan korupsi tersebut? Mungkin saja perubahan itu bisa terjadi. Tetapi akan sangat sulit alasannya huruf tersebut sudah terbentuk pada dirinya semenjak mereka kecil hingga dewasa. Kita ibaratkan pada sebuah pohon. Akan lebih sulit untuk mengobati pohon remaja yang sudah terjangkit hama dan penyakit daripada mempersiapkan suatu tunas pohon gres yang unggul sehingga berpengaruh akan serangan banyak sekali hama dan penyakit. Artinya lebih baik kalau kita mempersiapkan orang-orang gres yang mempunyai integritas tinggi sedini mungkin.
Jenjang pendidikan yang paling awal di Indonesia yaitu sekolah dasar (SD). Pada tingkat ini guru SD mempunyai tugas yang sangat penting tidak hanya dalam mengajarkan banyak sekali ilmu pengetahuan, tetapi pembentukan huruf perilaku dan spritualnya. Hal ini juga sejalan dengan kurikulum 2013 dimana kemampuan siswa diupayakan mencapai aspek perilaku spiritual, perilaku sosial, pengetahuan dan keterampilan. Guru SD mempunyai tugas yang sangat penting dalam membentuk tunas-tunas integritas sedini mungkin.
Pembentukan tunas-tunas integritas ini sanggup dilakukan dengan internalisasi nilai-nilai integritas atau penanaman nilai-nilai integritas (seeding of integrity). Penanaman integritas ini terkait dekat dengan permasalahan nilai, keyakinan, kebiasaan dan konsep diri, yang ada pada tataran bawah sadar manusia. Bawah sadar hamper 95% mengendalikan bagaimana insan berinteraksi dengan lingkungannya. Penanaman integritas akan menempel berpengaruh pada diri seseorang alasannya tidak hanya hingga pada bab otak insan tetapi mencapai bab terdalam insan yaitu hati nuraninya.
Guru SD harus memperhatikan bagaimana cara penanaman nilai-nilai integritas ini pada siswanya. Siswa SD sangat unik dan mempunyai karakteristik tertentu yang tidak bisa disamakan dengan orang dewasa. Kaprikornus guru tidak bisa begitu saja memaksa siswa untuk memasukkan sugesti-sugesti nyata dalam dirinya. Guru berperan penting dalam mencari teknik yang sesuai karakteristik siswa. Salah satu karakteristik siswa SD yaitu masih bahagia bermain. Kaprikornus guru sanggup memakai karakteristik ini untuk menanamkan nilai-nilai integritas pada diri siswa.
Di sini saya sebagai guru SD menciptakan suatu permainan ular tangga anti korupsi. Permainan ini sama mirip permainan ular tangga pada umumnya. Namun pada permainan ular tangga ini, pada setiap petaknya saya menuliskan banyak sekali kalimat positif. Dimana hukum permainannya, siswa harus membaca setiap kalimat nyata pada petak tempatnya berhenti. Dengan cara ini siswa bermain dan tanpa disadari ia membaca banyak sekali macam kalimat-kalimat nyata yang merupakan sugesti nyata yang akan tertanam pada bawah sadarnya. Guru sanggup menawarkan permainan ini berulang-ulang dengan mengganti banyak sekali sugesti nyata di dalamnya semoga lebih bervariasi. Yang harus diperhatikan guru, kalimat yang ditulis dalam permainan ini hendaknya merupakan kalimat nyata bukan kalimat negatif. Contohnya: “saya tidak pernah berbohong” sebaiknya diganti dengan kalimat “saya anak yang jujur”
Keberhasilan dari penanaman nilai integritas ini sangat dipengaruhi oleh kecenderungan panca indera untuk dipengaruhi dan menghipnotis (modality). Permainan ular tangga ini sanggup memfasilitasi banyak sekali modality yang dimiliki siswa. Siswa dengan modality visual, sanggup membaca dan melihat banyak sekali kalimat nyata pada permainan ular tangga. Siswa dengan modality auditory sanggup mendengar kalimat nyata yang dibaca temannya dengan keras.
Pemberian sugesti-sugesti postif ini semenjak dini diperlukan sanggup membentuk huruf baik siswa, sehingga ketika sudah remaja ia sudah mempunyai suatu ketahanan diri yang berpengaruh dari pengaruh-pengaruh negatif lingkungannya. Sehingga siswa-siswa SD ini sanggup menjadi tunas-tunas integritas gres yang sanggup menjadi jembatan masa depan kesuksesan organisasi, membangun sistem integritas yang bisa menutup peluang korupsi dan banyak sekali penyimpangan lain serta menghipnotis orang lain di sekitarnya untuk mempunyai integritas.
Baca juga: Model Pembelajaran Thinking Globally Acting Locally
Penanaman nilai integritas ini tidak hanya sanggup dilakukan dengan permainan ular tangga ini saja, guru sanggup menciptakan permainan-permainan yang lain ataupun menciptakan media yang lain mirip lagu, poster atau yel-yel. Yang terpenting tetap memperhatikan karakteristik siswanya semoga penanaman nilai integritas ini sanggup dioptimalkan.
Kaprikornus profesi guru SD juga mempunyai peranan yang amat penting untuk membentuk tunas integritas sehingga kelak sanggup terwujud Indonesia yang higienis dan bebas dari korupsi. Mari kita semua dengan profesi apapun mulai kesadaran anti korupsi dan mengupayakan banyak sekali cara melawan korupsi yang sudah mengakar di negeri kita tercinta ini.
*) Ditulis oleh Ni Luh Kade Dwi Pradnyani, S. Pd, SDN 5 Sanur
0 Response to "Membentuk Tunas Integritas Pada Siswa Sd"
Post a Comment