Juknis Agenda Peningkatan Sarana Prasarana Madrasah Melalui Sbsn Tahun Anggaran 2019

Berikut ini ialah berkas Buku Seri Manual GLS: Literasi Berimbang. Download file format PDF.

 Berikut ini ialah berkas Buku Seri Manual GLS Buku Seri Manual GLS Literasi Berimbang
Buku Seri Manual GLS Literasi Berimbang

Buku Seri Manual GLS Literasi Berimbang

Berikut ini kutipan teks/keterangan dari isi berkas Buku Seri Manual GLS Literasi Berimbang:

Buku Seri Manual GLS Literasi Berimbang ini diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Manual GLS ini dibentuk untuk menyempurnakan acara literasi di sekolah. Dengan tetap berfokus pada upaya untuk menumbuhkan generasi yang mempunyai kemampuan berpikir kritis, memecahkan persoalan dengan kreatif, bisa berkolaborasi dan berkomunikasi dengan baik, manual ini menyajikan banyak sekali acara melalui kecakapan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis dengan media multimodal.

Dalam tiga tahun pelaksanaannya, Gerakan Literasi Sekolah (GLS) telah disambut baik oleh sekolah di seluruh Indonesia. Gerakan ini bahkan telah terintegrasi baik dengan jadwal implementasi Kurikulum 2013, Penguatan Pendidikan Karakter, dan program-program Kemendikbud lainnya. Namun demikian, tentunya masih terdapat banyak hambatan dalam pelaksanaan GLS di sekolah. Kondisi sekolah yang terpencil, minimnya akomodasi dan infrastruktur pendidikan di banyak daerah, serta keterbatasan materi bacaan yang sesuai bagi penerima didik hanyalah sedikit dari beragamnya hambatan yang harus dihadapi oleh warga sekolah.

Dalam keterbatasan itu, beberapa sekolah telah berinovasi memanfaatkan potensi sekolah dalam membuatkan acara literasi dengan melibatkan komunitas di sekitar sekolah. Hal ini tentunya patut diapresiasi. Inovasi-inovasi tersebut perlu didukung semoga lebih menumbuhkan budaya literasi dan meningkatkan capaian akademik penerima didik secara lebih menyeluruh dan bermakna.

Manual GLS ini dibentuk untuk menyempurnakan acara literasi di sekolah. Dengan tetap berfokus pada upaya untuk menumbuhkan generasi yang mempunyai kemampuan berpikir kritis, memecahkan persoalan dengan kreatif, bisa berkolaborasi dan berkomunikasi dengan baik, manual ini menyajikan banyak sekali acara melalui kecakapan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis dengan media multimodal. Saya berharap manual ini sanggup diimplementasikan dengan optimal oleh warga sekolah, terutama, untuk membumikan penerapan enam literasi dasar, yaitu literasi baca-tulis, numerasi, literasi sains, finansial, digital, serta literasi budaya dan kewargaan penerima didik kita.

Mengenal Literasi Berimbang

Literasi Berimbang merupakan pendekatan pembelajaran untuk membuatkan keterampilan memahami dan menghasilkan informasi. Istilah ‘berimbang’ mengacu pada pandangan bahwa siswa mencar ilmu menjadi pembaca yang memerlukan banyak sekali kesempatan berbeda untuk belajar. Keseimbangan diperoleh melalui campuran banyak sekali taktik pembelajaran dengan tujuan menghasilkan pembelajar yang kompeten dan literat.

Kelompok acara membaca memperlihatkan waktu bagi siswa untuk membaca, dengan bimbingan guru/pendamping yang juga cinta membaca, mempunyai kesempatan untuk berbicara dan menulis ihwal teks yang dibaca, dan mendapat bimbingan eksplisit ihwal keterampilan dan taktik untuk menjadi pembaca yang baik.

Siswa yang masih mengalami kesulitan membaca perlu diberik kesempatan untuk berpartisipasi dalam acara membaca bersama dan membaca nyaring. Siswa juga membutuhkan kesempatan untuk mencar ilmu dari komponen lain dalam literasi berimbang, terutama komponen menulis. Mereka perlu mencar ilmu ihwal hukum bahasa tulis, contohnya ejaan, tata bahasa, dan tanda baca. Siswa juga perlu mencar ilmu ihwal kosakata, baik maknanya maupun ejaannya. Selain itu, siswa perlu dipaparkan pada karya sastra dalam bentuk yang sederhana melalui acara membacakan nyaring dan berbincang ihwal buku.

Dalam literasi berimbang, guru dibutuhkan menyediakan waktu untuk membacakan cerita/buku beberapa kali dalam seminggu. Tak kalah pentingnya ialah kesempatan untuk membaca banyak sekali jenis teks terkait dengan bidang studi dan bagaimana membuatkan taktik pemahaman banyak sekali teks tersebut.

Secara singkat, literasi berimbang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a. Mengembangkan kompetensi semua siswa dengan memanfaatkan banyak sekali materi ajar, sarana, dan strategi.

b. Menekankan perkembangan bahasa lisan, kemampuan berpikir dan berkolaborasi sebagai dasar pembelajaran literasi.

c. Menggunakan asesmen formatif sebagai panduan pembelajaran dan untuk memilih tingkat proteksi yang perlu diberikan kepada siswa.

d. Memberikan arahan yang eksplisit untuk keterampilan memecahkan persoalan dan berpikir strategis. 

e. Memberikan waktu khusus tanpa interupsi untuk pembelajaran literasi.

f. Memenuhi kebutuhan pembelajaran dan literasi secara individu.

Komponen Literasi Berimbang

a. Membaca nyaring/Membaca dengan pemodelan.
b. Membaca Bersama.
c. Membaca Terpandu.
d. Membaca Mandiri.
e. Menulis dengan pemodelan.
f. Menulis Bersama.
g. Membaca Terpandu.

Literasi Berimbang di SD Kelas Awal dan Kelas Tinggi
a. Pembelajaran literasi mendapat waktu khusus setiap hari tanpa interupsi pelajaran lain. Total waktu untuk pembelajaran literasi berimbang sekitar 100-120 menit.

b. Setiap hari, siswa membaca teks yang dipilih sendiri. Siswa membaca untuk memahami teks. Hal ini berarti bahwa guru harus mengajarkan dan memodelkan taktik pemahaman teks secara eksplisit semoga siswa sanggup mempraktikkannya sendiri.

c. Setiap hari, siswa berbicara dan berbincang secara terstruktur ihwal teks yang dibacanya. Kegiatan ini menurut pandangan bahwa berbicara melibatkan proses berpikir dan merupakan dasar literasi.

d. Setiap hari, siswa mendengarkan orang remaja membacakan teks semoga mereka sanggup mendengarkan bagaimana caranya membaca efektif dan juga membuatkan apresiasi terhadap acara membaca.

e. Setiap hari, siswa menulis sesuatu yang bermakna. Menulis setiap hari memberi fondasi latihan yang berharga, kesempatan untuk mendapat umpan-balik dan koreksi atas goresan pena mereka.

f. Topik-topik pembelajaran tematik digunakan dalam waktu literasi untuk mencapai tujuan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara, selain tentunya mencapai tujuan pembelajaran tematik itu sendiri.

g. Pembagian waktu tiap komponen literasi berimbang

Pengembangan Lingkungan Kaya Teks

Lingkungan yang mendorong pengembangan keterampilan berbicara, menyimak, membaca, dan menulis sanggup dikondisikan melalui banyak sekali cara dan media, termasuk cetak dan digital.

Asesmen

1. Cara cepat mengases ketepatan membaca

Ada beberapa cara sederhana yang sanggup digunakan guru untuk menilai kemampuan membaca siswa secara cepat dan mudah. Guru sanggup melakukannya kapan saja di antara asesmen formal. Dalam mengases ketepatan membaca, guru memperlihatkan buku yang belum pernah dibaca oleh siswa sebelumnya. Siswa diminta membaca buku/teks secara nyaring, dan guru mencatat ketepatan, kelancaran, dan pemahaman membaca siswa.

2. Beberapa hal yang sanggup dipertimbangkan guru dalam mengases ketepatan membaca
a. Gunakan di awal tahun pelajaran
b. Gunakan di antara waktu asesmen formal
c. Gunakan untuk memilih apakah buku yang dibaca ada pada jenjang yang tepat.
d. Gunakan untuk memantau perkembangan siswa sehabis sesi membaca terpandu
e. Gunakan secara cepat dalam memilih titik awal untuk menempatkan jenjang siswa dalam sesi membaca mandiri.

Cara I: dengan memakai 10 jari
  1. Tandai 100 kata dalam satu buku berjenjang.
  2. Saat siswa membaca, hitung dengan jari setiap kali siswa menciptakan kesalahan.
  3. Dalam 100 kata, bila ada lima kesalahan, maka teks yang dibaca sanggup digunakan untuk membaca berdikari (96-100% akurat).
  4. Dalam 100 kata, bila ada 6-10 kesalahan, maka teks tersebut digunakan sebagai materi pembelajaran untuk siswa tersebut (90-95% akurat).
  5. Dalam 100 kata, bila ada lebih dari 10 kesalahan, maka teks tersebut terlalu sulit untuk siswa yang diases.

Cara II: dengan memakai kalkulator (bila panjang teks yang digunakan tidak hingga 100 kata)
  1. Hitung jumlah kesalahan ketika siswa membaca buku.
  2. Kurangi jumlah kata dengan jumlah kesalahan.
  3. Bagi alhasil dengan jumlah kata.
  4. Hasil pembagian ialah tingkat ketepatan membaca siswa tersebut.
  5. Berikut rumus yang sanggup digunakan: Jumlah kata - jumlah kesalahan dibagi Jumlah kata = tingkat ketepatan membaca.

    Download Buku Seri Manual GLS Literasi Berimbang

    Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Buku Seri Manual GLS Literasi Berimbang ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:

    Buku Seri Manual GLS Literasi Berimbang



    Download File:
    Download Buku Seri Manual GLS: Literasi Berimbang.pdf
    Sumber: https://www.kemdikbud.go.id

    Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Buku Seri Manual GLS Literasi Berimbang. Semoga bisa bermanfaat.

    0 Response to "Juknis Agenda Peningkatan Sarana Prasarana Madrasah Melalui Sbsn Tahun Anggaran 2019"

    Post a Comment

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel