Banyak sekali kesepakatan nikah pada usia Dini. Bahkan kesepakatan nikah itu dilakukan lantaran tuntutan sosial yang disebabkan gaya pacaran yang sudah dianggap melebihi batas. Sehingga ibarat tidak ada pilihan lain selain untuk segera menikahkan keduanya. Atau ada juga yang lantaran terbutakan oleh "cinta" jadinya tetapkan untuk segera menikah lantaran tidak ingin kehilangan antara satu dengan yang lainnya. Namun dari fakta yang ada, meskipun masih dalam usia remaja tapi belum ada pekerjaan yang tetap. Kebanyakan pasangan muda lebih banyak bergantung pada Orang Tua daripada menghidupi diri sendiri dan atau anak istri. Ada beberapa resiko yang muncul dan itu tentu saja buruk. Resiko itu sanggup muncul kalau dalam usia dini menikah ditambah belum mapan secara finansial.
1. Kurangnya rasa tanggung jawab
Ketika masih bergantung pada Orang Tua tapi sudah menikah. Sebagai Seorang Pria tentu saja belum begitu sanggup menjalankan kewajibannya dengan baik. Kebanyakan hanya menggampangkan dan tidak berpikir apa yang akan dilakukan kedepannya. Sangat banyak yang bergantung untuk segala hal pada Orang Tua, termasuk juga untuk kebutuhan pangan setiap harinya. Bahkan untuk urusan anak sehabis ada, lebih banyak menyerahkan tanggung jawab pada Orang tuanya. Ini ialah resiko terbesar. Jika saja dipaksa untuk hidup berdikari hanya bersama istri dan anak, keduanya akan mencicipi serba kekurangan kalau tidak menerima derma finansial dari Orang tua. Dan dari itu akan muncul masalah-masalah lain yang sanggup menciptakan keduanya rawan berpisah.
2. Masih menikmati Dunia remaja
Kebanyakan lantaran menikah pada usia remaja, belum sanggup benar-benar move on dari gaya hidup sebelumnya. Keinginan untuk kumpul sama teman, bersenang-senang, dan lain sebagainya masih begitu berpengaruh dirasakan. Dampaknya akan menyebabkan hal itu sebagai kebutuhan. Dan jadinya masih melaksanakan acara layaknya remaja dan mengabaikan kewajiban sebagai Ayah dan juga Suami. Ini sanggup berlangsung sehabis beberapa bulan menikah. Bahkan tidak sedikit yang masih menginginkan punya pacar dalam pergaulan tersebut.
3. Masih mementingkan diri sendiri
Pada usia dini masih dikuasai oleh ego masing-masing. Ketika ada hal yang tidak sesuai dengan kondisi hati, akan praktis memberontak dan memaksakan kehendak. Ini ialah cikal bakal terjadinya hubungan yang tidak harmonis. Akan banyak konflik lantaran keduanya belum sanggup berpikir matang dan dewasa.
4. Kepekaan terhadap duduk kasus dalam Keluarga yang sangat kurang
Ketika ada duduk kasus dalam Keluarga belum mempunyai pengalaman yang cukup untuk menghadapinya. Kepekaan terhadap duduk kasus yang ada masih sangat kurang. Bahkan cenderung menyerahkan penyelesaian kepada Orang renta atau Keluarga yang lebih punya pengalaman. Hal ini terjadi lantaran cara berpikir yang masih sama ibarat anak remaja pada umumnya.
5. Merasa semua baik-baik saja ketika tidak ada pernyataan
Jika saja tidak ada pernyataan wacana tuntutan dari Istri tentunya beresiko menganggap semua baik-baik saja. Apalagi Istri sendiri juga tidak tahu apa yang seharusnya dilakukan Suami sebagai bentuk kewajiban. Semua masih butuh kode dari Orang Tua untuk mengatur Rumah tangga keduanya. Sehingga pikiran untuk maju itu jarang. Dan itu hanya akan ada sehabis menerima pukulan dari sebuah insiden yang akan menyebabkan hal itu sebagai pelajaran.
6. Tidak hingga tiga bulan akan mencicipi hal ini
Pada usia remaja rentan sekali merasa bosan dengan keadaan dan pasangan, Karena ketika itu ialah fase dimana seharusnya mencari jati diri. Tidak butuh tiga bulan, Pria muda yang menikah akan mulai keluar dari jalur. Resiko ini sangat besar terjadi terutama Mereka yang sebelumnya suka bersenang-senang dengan sahabat dan benar-benar menikmati masa remaja. Saat perasaan ini muncul, merasa kehidupan kesepakatan nikah itu tidak menyenangkan. Sehingga benar-benar butuh hiburan untuk mengalihkan hal tersebut.
0 Response to "6 Resiko Kalau Menikah Muda Dikala Laki-Laki Belum Mapan"
Post a Comment