Cerpen Cinta Periode Kamu Menyapaku

Cerpen Cinta "Kala Kau Menyapaku" -- Cerpen Cinta "Kala Kau Menyapaku", Cerita Cinta.

Halo sobat karyaku, supaya dalam keadaan sehat. Kali ini kita admin berbagi Cerpen Cinta "Kala Kau Menyapaku". Cerpen ini menceritakan pertemuan dua manusia yang gres mulai mengenal sampai bersatu dalam sebuah pernikahan. Langsung saja baca cerpen berikut dengan hati yang penuh makna.

 Cerpen ini menceritakan pertemuan dua manusia yang gres mulai mengenal sampai bersatu dalam Cerpen Cinta Kala Kau Menyapaku

Pertemuan ialah skenario yang sepenuhnya diatur oleh Sang Kuasa. Saat itu, saya dan kau masih belum saling mengenal. Wajahmu pun saya tak hafal. Apalagi namamu. Siapa kamu?

Aku dan kau dipertemukan di perpustakaan, kala saya khusyuk menyelami dunia maya, menggali isu ihwal jurnal ilmiah yang ingin dituju. Sembari menunggu seorang sahabat yang tak kunjung datang. Padahal ia yang biasanya lebih rajin nongkrong di perpus ini. Ah, usang juga menanti.

Siang itu hujan turun cukup deras. Sesekali ku toleh kanan kiri. Masing-masing sibuk dengan komputernya. Lumayan. Menikmati internet gratis di salah satu ruangan perpus ini. Hujan tak kunjung reda, sahabat yang dinantikan pun membatalkan niatnya untuk ke perpus. Ya, saya sendiri disini.

Waktu terasa lambat bergerak menuju pukul 4 sore. Menunggu waktu untuk mengajar belajar khusus sebakda asar nanti. Aku tetap duduk di posisiku. Klik ini. Klik itu. Baca ini. Baca itu. Mencoba soal belum dewasa SMA, kadang lupa, kadang ingat. Seru juga. Tetapi lama-lama bosan juga, hasilnya saya menentukan menonton film-film pendek favoritku lewat youtube.
Baca juga : Kata-kata Bijak ihwal Cinta dari Tokoh Dunia
Lalu, hari itu, untuk pertama kalinya kau menyapa diriku. Kau tahu namaku, namun bertanya lagi kepadaku untuk meyakinkan tebakanmu bahwa kau tak salah orang. Ya, betul ini aku. Tapi kau siapa? Pikirku dikala itu. 

Ah, maafkan saya yang tak pernah menatap wajahmu. Tak pernah menyadari hadirnya dirimu di sekitar ku, beberapa hari, beberapa waktu sebelum kali pertama ini kau menyapaku. Ternyata kau ada, di antara kakak-kakak tingkat lainnya. Bercengkrama, bercanda, bercerita, hanya saja saya yang tak terbiasa melihat, menatap wajah lawan jenis secara langsung, memandang secara seksama sehingga pada hari pertama kali kita bertegur sapa, saya tak ingat, tak tahu bahwa kau abang tingkatku. Bahkan saya tak tahu jikalau kita berada di dalam 1 grup yang berjulukan "skripsi & tesis" itu. Aku dan kau berada dalam bimbingan dosen yang sama. Hehehe.
Baca juga : Tips Agar Pacaran Langgeng Sampai Menikah
Kau tahu namaku, tapi tetap saya tak tahu namamu, kak. Dan dikala itu saya tidak bertanya balik. Siapa kakak? Hahaha. Kebiasaan memang. Malas merespon balik. Menjawab sekenanya saja. Tidak tertarik sih. Hehehe. Seingatku, saya hanya menanyakan sejauh mana tesismu alasannya belum pernah ku lihat aktivitasmu dalam grup kita.

Azan asar berkumandang. Ku rasa bukan sebuah kebetulan, dikala itu saya sedang dalam keadaaan "berhalangan" untuk melakukan sholat. Pastilah ini juga pecahan dari skenario-Nya. Caranya mempertemukan kita. 

Kau titipkan laptopmu padaku, pas sekali dikala saya dihentikan sholat. Hmm, ternyata memori pertemuan ini menjadi salah satu evaluasi positifku kepadamu di dikala saya mengambil keputusan berat dan mempertimbangkan akan hadirnya dirimu kelak dalam hidupku. 

Ketika azan memanggil, kau ringankan langkahmu untuk bergegas mendirikan sholat, begitu nilaiku tentangmu. Walaupun dikala itu, saya sempat menggerutu alasannya kau tak kunjung pulang dari mushola. Lama sekali sholatnya, mampir kemana sih ? Baru juga kenal. Tanyaku kesal dalam hati. Sebab waktu hampir mengatakan pukul 4. Aku harus bergegas berangkat ke rumah siswaku.

Akhirnya kau tiba bersama teman-temanmu. Aku tak begitu memperdulikan ucapan terimakasih darimu alasannya sudah menjaga laptopmu. Aku buru-buru mengambil barang-barangku kemudian menuju ke loker dan memasukkannya ke dalam tasku. Memeriksa isi tas dan mencari kunci motorku. Lalu segera menuju ke kawasan mengajar yang lokasinya tidak begitu jauh dari perpus.

Pertemuan sore itu dengan mu, ku anggap hal yang biasa.
Bukan sesuatu yang istimewa.
Kaprikornus kala itu hatiku biasa saja. 
Berlalu begitu saja.
Baca juga : Kata-kata Mutiara ihwal Cinta dan Jodoh
Sepulang mengajar, selepas maghrib, menyerupai biasa saya sudah tiba di rumah. Malamnya, handphone-ku berdering pendek, oh ada pesan Line. Ternyata itu kamu. Mau apa lagi pikirku. Ah, ternyata kau hanya ingin mengulangi ucapan terimakasih. Apalah pikirku. Berlebihan sekali, kan hanya nitip laptop. Ucapan terimakasih di perpus tadi sudah cukup rasanya. Meskipun begitu, ya, ku balas pesan darimu sekedarnya saja, menghargai dirimu sebagai abang tingkatku. Kontak Line dalam grup "skripsi & tesis" ini menciptakan mu menjumpaiku kembali di dunia maya.

Obrolan singkat lewat dunia maya di malam itu, ialah gerbang awal dialog kita. Obrolan yang pada hasilnya mengantarkan kita pada gerbang kehidupan berikutnya. 

Perkenalan yang cukup singkat. Hanya berjarak lima bulan dari hari itu, kau dan aku, ditakdirkan bersatu, menikah dan senang insyaAllah selamanya. 

Seperti harapmu, AKU dan KAMU hasilnya menjadi KITA. Ciyeee...

Lanjutkan membaca kisah berikutnya ya : Cerpen Cinta "Pertemuanmu dengan Ayahku"

0 Response to "Cerpen Cinta Periode Kamu Menyapaku"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel