Kurikulum Gres Siswa Sebagai Pembelajar Utama
Perubahan kurikulum dibutuhkan juga memperlihatkan perubahan konsep terhadap siswa. Mereka ialah sebagai pembelajar utama. Kurikulum 2013 terancam gagal jikalau tidak bisa memperlihatkan perubahan moral, kultural, dan pedagogis. Ketiga bisa lebih baik jikalau konsep terhadap siswa berubah, tujuan pendidikan juga berubah. Begitupun dengan seluruh metode dan seni administrasi pengajaran serta sistem evaluasi.
Siswa ialah individu yang harus dihargai keberadaannya sebagai individu alasannya ialah mereka ialah pembelajar utama dalam pendidikan. Merekalah pelaku utama dalam pendidikan. Siswa ialah subyek yang belajar. Tugas pendidik ialah menumbuhkan gairah mencar ilmu dalam diri siswa.
Siswa selama ini dianggap semacam gelas kosong yang harus diisi dengan ilmu oleh pendidik dan guru. Demikian juga siswa. Mereka sendiri mengasumsi demikian. Dia hanya akan mencar ilmu sesuai dengan apa yang diinginkan pendidik. Kultur mencar ilmu yang terjadi selama ini tidak otentik, melainkan mengikuti apa yang dimaui guru, baik dalam pembuatan kiprah maupun ulangan.
siswa kini pun mesti diajak untuk berpikir yang berbeda dari sebelumnya. Ia mencar ilmu bukan alasannya ialah undangan guru atau pertanyaan guru, melainkan ia mencar ilmu sesuatu alasannya ialah ingin mendalami ilmu itu dengan lebih baik yang akan mempunyai kegunaan bagi hidupnya di masa kini dan yang akan datang. Siswa ialah pelaku aktif dalam proses belajar.
Harus terjadi pergeseran kiprah guru. Guru pun bukan lagi merupakan pemonopoli ilmu pengetahuan, melainkan menjadi fasilitator pembelajaran bermakna bagi siswa. Pembelajaran bukan lagi sebuah proses yang terjadi secara statis. Guru memperlihatkan kesempatan dan ruang bagi siswa untuk mendalami, mencar ilmu dari pengalaman, mengeksplorasi tema-tema tertentu sehingga ilmu yang mereka dapatkan akan semakin utuh dan lengkap.
Guru menjadi pendesain ruang-ruang, memancing tanya, serta membuka wawasan siswa biar berani memasuki dunia eksplorasi dan penjelajahan ilmu pengetahuan secara efektif. Hanya dengan kebebasan berpikir, bertindak dalam diri pendidik dan siswa inilah sanggup lahirlah mereka manusia bertanggung jawab atas anugerah ilmu pengetahuan yang telah ia terima dari Sang Pencipta.
Tantangan pendidikan ke depan memang tidak ringan. Pembaruan kurikulum merupakan salah satu cara untuk mengantisipasi perubahan zaman tersebut. Namun, pembaruan kurikulum tidak akan efektif dikala dimensi kultural yang memengaruhi cara guru dan siswa berpikir dan melaksanakan pendidikan juga tidak diubah.
*) Dirangkum dari artikel yang ditulis oleh Doni Koesoema A, di Kompas
Siswa ialah individu yang harus dihargai keberadaannya sebagai individu alasannya ialah mereka ialah pembelajar utama dalam pendidikan. Merekalah pelaku utama dalam pendidikan. Siswa ialah subyek yang belajar. Tugas pendidik ialah menumbuhkan gairah mencar ilmu dalam diri siswa.
Siswa selama ini dianggap semacam gelas kosong yang harus diisi dengan ilmu oleh pendidik dan guru. Demikian juga siswa. Mereka sendiri mengasumsi demikian. Dia hanya akan mencar ilmu sesuai dengan apa yang diinginkan pendidik. Kultur mencar ilmu yang terjadi selama ini tidak otentik, melainkan mengikuti apa yang dimaui guru, baik dalam pembuatan kiprah maupun ulangan.
siswa kini pun mesti diajak untuk berpikir yang berbeda dari sebelumnya. Ia mencar ilmu bukan alasannya ialah undangan guru atau pertanyaan guru, melainkan ia mencar ilmu sesuatu alasannya ialah ingin mendalami ilmu itu dengan lebih baik yang akan mempunyai kegunaan bagi hidupnya di masa kini dan yang akan datang. Siswa ialah pelaku aktif dalam proses belajar.
Harus terjadi pergeseran kiprah guru. Guru pun bukan lagi merupakan pemonopoli ilmu pengetahuan, melainkan menjadi fasilitator pembelajaran bermakna bagi siswa. Pembelajaran bukan lagi sebuah proses yang terjadi secara statis. Guru memperlihatkan kesempatan dan ruang bagi siswa untuk mendalami, mencar ilmu dari pengalaman, mengeksplorasi tema-tema tertentu sehingga ilmu yang mereka dapatkan akan semakin utuh dan lengkap.
Guru menjadi pendesain ruang-ruang, memancing tanya, serta membuka wawasan siswa biar berani memasuki dunia eksplorasi dan penjelajahan ilmu pengetahuan secara efektif. Hanya dengan kebebasan berpikir, bertindak dalam diri pendidik dan siswa inilah sanggup lahirlah mereka manusia bertanggung jawab atas anugerah ilmu pengetahuan yang telah ia terima dari Sang Pencipta.
Tantangan pendidikan ke depan memang tidak ringan. Pembaruan kurikulum merupakan salah satu cara untuk mengantisipasi perubahan zaman tersebut. Namun, pembaruan kurikulum tidak akan efektif dikala dimensi kultural yang memengaruhi cara guru dan siswa berpikir dan melaksanakan pendidikan juga tidak diubah.
*) Dirangkum dari artikel yang ditulis oleh Doni Koesoema A, di Kompas
0 Response to "Kurikulum Gres Siswa Sebagai Pembelajar Utama"
Post a Comment